Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

BBKSDA Riau Tindaklanjuti Serangan Harimau Sumatera yang Tewaskan Pekerja di Kabupaten Pelalawan

Kamis, 26 Juni 2025 | 19:42 WIB Last Updated 2025-06-26T12:42:33Z

 

PELALAWAN, ELITNEWS.COM - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bergerak cepat menindaklanjuti laporan dugaan serangan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyebabkan satu orang pekerja meninggal dunia di areal Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) di Semenanjung Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, pada Selasa malam, 24 Juni 2025 sekitar pukul 19.30 WIB. Hal ini disampaikan Humas Balai Besar KSDA Riau melalui Ujang Holisudin, S.Hut Kepala Bidang Teknis KSDA Riau, Kamis 27 Juni 2025.



Korban atas nama Hadito (23), operator alat berat PT. Citra Holindo, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan luka parah akibat gigitan dan cakaran. Peristiwa nahas ini terjadi di kawasan Petak MRWA088601 Distrik Merawang, PT. Arara Abadi. Menurut kesaksian rekan korban, Firmansyah (22), korban diserang saat sedang keluar dari camp mobile untuk buang air. Saksi sempat melihat mata harimau yang bersinar di kegelapan saat disorot senter, dan kemudian melaporkan kejadian kepada koordinator camp.


Pencarian dilakukan bersama pekerja lainnya dan korban ditemukan sekira 100 meter dari lokasi awal dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke Klinik Distrik dan dibawa ke Puskesmas Teluk Meranti untuk visum, lalu dirujuk ke Pekanbaru.


Kepala BBKSDA Riau, Supartono, S.Hut., MP, menyampaikan keprihatinan dan duka cita mendalam atas kejadian ini, serta memastikan langkah-langkah cepat telah dilakukan untuk penanganan konflik satwa liar dan manusia.


Tim Unit Penyelamatan Satwa (UPS) BBKSDA Riau segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan investigasi, pengumpulan bukti dan dokumentasi, serta identifikasi jejak harimau. Hasil sementara menunjukkan adanya dua individu harimau di sekitar lokasi berdasarkan ukuran jejak yang ditemukan.


BBKSDA Riau juga melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian, manajemen perusahaan, serta melakukan sosialisasi kepada para pekerja agar tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas sendirian, terutama di malam hari. Petugas juga menghimbau masyarakat untuk tidak memburu satwa mangsa harimau seperti rusa dan babi hutan yang merupakan bagian penting dari rantai ekosistem.


Kapolsek Teluk Meranti, melalui anggotanya BRIPKA Yulizar dan AIPDA H. Simanjuntak bersama Kepala Resort Teluk Meranti BBKSDA Riau, Ahmad Fitriansyah, turut melakukan pengecekan langsung ke TKP. Diketahui, luka-luka korban berdasarkan hasil visum menunjukkan indikasi kuat sebagai akibat serangan hewan buas.


Sebagai bagian dari penanganan konflik satwa, BBKSDA Riau akan:

1. Memasang kamera trap dan patroli monitoring untuk mengetahui pergerakan harimau.

2. Melakukan pendekatan partisipatif bersama masyarakat dan perusahaan di wilayah rawan konflik.

3. Menyiapkan upaya translokasi apabila individu harimau dinilai berisiko tinggi terhadap keselamatan manusia.


Penanganan konflik manusia dan satwa liar seperti ini menjadi tantangan konservasi yang serius di Riau. Harimau Sumatera, sebagai satwa endemik yang statusnya sangat terancam punah, terus terdesak akibat hilangnya habitat dan fragmentasi kawasan hutan.


BBKSDA Riau mengimbau seluruh pihak, termasuk perusahaan dan masyarakat lokal, untuk mengutamakan keselamatan kerja serta mendukung upaya pelestarian satwa liar demi menjaga keseimbangan ekosistem. ****

×
Berita Terbaru Update