Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Empat Varietas Lokal Ubi Kayu (Monihot Esculenta) Kabupaten Bintan, Sebagai Sumberdaya Genetik yang Perlu Dilestarikan

Rabu, 20 Mei 2020 | 14:19 WIB Last Updated 2020-05-20T07:19:41Z

Kepri - Singkong atau ubi kayu berasal dari Brazilia, Amerika Selatan yang menyebar ke Asia pada awal abad ke 17 dibawa oleh pedagang Spanyol dan Mexico ke Philipina.  Kemudian menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Ubi kayu merupakan makanan pokok di beberapa Negara di Afrika. Di samping sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri untuk pakan ternak. Ubi kayu mengandung air sekitar 60% pati (25-35%) protein, mineral, serat, kalsium dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibandingkan padi, jagung, ubi jalar dan sorghum. Ubi kayu mengandung HCN yang terdapat di dalam umbi dan daunnya. Untuk keperluan makanan dan pakan ternak digunakan ubi kayu yang kadar HCN rendah (kurang dari 50 ppm), sedangkan untuk bahan industri digunakan ubi kayu yang berkadar HCN tinggi (Hanarida et al., 2008, Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2008).

Upaya pelestarian sumberdaya genetik tanaman lokal dan spesifik seperti ubi kayu perlu dilakukan agar kekayaan alam di masing-masing daerah terlindungi. Terkait dengan hal ini maka pada tahun 2019 BPTP Kepri bersama sama dengan Direktur Perbenihan Dirjen TP, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri dan Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian Bintan serta BPSB Riau, melakukan identifikasi dan karakterisasi varietas lokal ubi kayu.

Kepala BPTP Kepri, Dr. Ir. Sugeng Widodo, MP., menjelaskan, serangkaian kegiatan identifikasi dan karakteristik varietas local ubi kayu tersebut dimulai dari pertemuan tim, pengumpulan materi genetik kemudian CPCL yang dilakukan pada bulan Oktober 2019 di Kampung Poyotomo Bintan Buyu Teluk Bintan Kabupaten Bintan, dengan tujuan untuk melindungi keberadaan SDG sekaligus pengembangan dalam skala yang lebih luas di Kepulauan Riau.

Peneliti BPTP Kepri, dr. Salfina Nurdin A. MP., menuturkan, ubi kayu di Kepulauan Riau khususnya di Kabupaten Bintan digunakan sebagai bahan industri pangan rumah tangga: keripik singkong dan bolu dan pangan kue lainnya.  Populasi ubi kayu cukup luas di Kabupaten Bintan sekitar 200 ha. Pada tahun 2019, BPTP Kepri bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan bersama -sama melakukan eksplorasi sumberdaya genetik ubikayu lokal yang berada di Kabupaten Bintan, Hal ini dalam rangka untuk mengidentifkasi dan mengkarakterisasi SDG ubi kayu sebagai pelestarian plasma nutfah yang ada di Kabupaten Bintan.

“Berdasarkan hasil eksplorasi dan identifikasi bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Propinsi Kepulauan Riau, terdapat beberapa varietas unggul lokal yang  sedang dikembangkan, antara lain varietas Monggo Bintani, Jantung Bintani, Sapat  Hitam Gemilang dan Sappat Putih Gemilang. Pertanaman ubikayu ini dikembangkan oleh Kelompok Tani Sido Makmur, Subur Makmur dan Maju Berkah, Desa Gunung Kijang, kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan sekitar 50 ha. Berdasarkan perkembangan pertanaman tersebut, diperkirakan akan panen ubi kayu tersebut pada bulan Agustus 2020,” kata Salfina.

Guna menjamin ketersediaan bibit ubi kayu unggul tersebut dengan jumlah produksi yang besar, maka perlu diadakan bibit unggul bersertifikat melalui proses pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan, produksi dan penyaluran benih sesuai atas dengan peraturan yang telah ditetapkan. Keunggulan dari setiap varietas mempunyai produksi yang tinggi bisa mencapai  20 kg dalam satu pohonnya.
“Terkait dengan ketersediaan bibit yang unggul ubi kayu lokal Kepri, maka perlunya pengembangan bibit dengan mitra melalui peningkatan kerjasama dengan Direktorat Benih Dirjen TP Kementan, DKPPKH Prov Kepri dan petani penangkar setempat,“ pungkas  Sugeng.

Empat varietas tersebut mempunyai keunggulan masing-masing sebagai bahan industri pangan yang berbeda, seperti  jenis sapat hitam bintani digunakan sebagai bahan untuk kue bolu dan sapat putih gemilang digunakan sebagai keripik singkong.

Disusun oleh: Salfina ,Ita Rosmelli dan Meldiana
×
Berita Terbaru Update