Jakarta - Keluarga anggota ISIS mencoba kabur dari kamp penahanan di timur laut Suriah ketika pasukan Kurdi sibuk menghalau serangan Turki.
Rekaman video memperlihatkan adegan kacau balayu di dalam kamp Al Hol, yang menampung sekitar 70.000 pengungsi dari bekas wilayah ISIS, termasuk para kerabat anggota ISIS, menurut laporan CNN, 11 Oktober 2019.
Video diunggah akun Twitter Coordination & Military Ops Center - SDF pada Jumat, 11 Oktober 2019.
Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mervan Qamishlo mengatakan, pada Jumat terjadi kekacauan di kamp ketika orang-orang merubuhkan tenda dan menyerang petugas keamanan.
Menurut laporan Pentagon, penarikan militer AS di daerah itu telah memungkinkan ideologi ISIS untuk menyebar di kamp.
Kerusuhan itu muncul setelah peringatan dari SDF, bahwa serangan militer Turki di perbatasan timur laut Suriah akan menghambat kemampuannya untuk mengawasi kelompok teror, baik di luar maupun di penjara.
Dilaporkan lima militan ISIS kabur dari penjara Navkur pada hari Jumat setelah mortir Turki mendarat di sekitar, menurut SDF, yang bertanggung jawab atas semua penjara ISIS di Suriah utara.
Tak lama setelah Turki melancarkan serangan untuk pasukan keamanan pada hari Rabu, SDF mengatakan akan meminta operasi kontra-ISIS dengan AS.
Para penasihat AS telah memberi tahu SDF bahwa mereka tidak akan membela mereka dari serangan Turki, meski pasukan SDF masih menjaga pangkalan militer AS.
SDF telah meminta pemerintah AS untuk menghentikan operasi Turki, menyerukannya untuk menjatuhkan sanksi agar memaksanya menghentikan serangan.
Gedung Putih menyiapkan sanksi untuk Turki pada hari Jumat, namun belum mengaktifkannya. Menteri Keuangan Steve Mnuchin mengatakan Trump prihatin tentang serangan militer Turki dan ingin menjelaskan bahwa sangat penting bagi Turki agar tidak ada satupun tahanan ISIS yang kabur.
Meski ada risiko ancaman ISIS akibat invasi Turki ke Suriah, AS mengatakan tidak akan campur tangan dalam pertempuran antara Turki dan Kurdi.
Namun kekhawatiran meningkat di kalangan pejabat AS bahwa ribuan milisi ISIS mungkin melarikan diri dari penjara di Suriah ketika personel Kurdi yang menjaga mereka, memusatkan perhatian pada perang dengan Turki.
Sumber:Tempo.co
Rekaman video memperlihatkan adegan kacau balayu di dalam kamp Al Hol, yang menampung sekitar 70.000 pengungsi dari bekas wilayah ISIS, termasuk para kerabat anggota ISIS, menurut laporan CNN, 11 Oktober 2019.
Video diunggah akun Twitter Coordination & Military Ops Center - SDF pada Jumat, 11 Oktober 2019.
Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mervan Qamishlo mengatakan, pada Jumat terjadi kekacauan di kamp ketika orang-orang merubuhkan tenda dan menyerang petugas keamanan.
Menurut laporan Pentagon, penarikan militer AS di daerah itu telah memungkinkan ideologi ISIS untuk menyebar di kamp.
Kerusuhan itu muncul setelah peringatan dari SDF, bahwa serangan militer Turki di perbatasan timur laut Suriah akan menghambat kemampuannya untuk mengawasi kelompok teror, baik di luar maupun di penjara.
Dilaporkan lima militan ISIS kabur dari penjara Navkur pada hari Jumat setelah mortir Turki mendarat di sekitar, menurut SDF, yang bertanggung jawab atas semua penjara ISIS di Suriah utara.
Tak lama setelah Turki melancarkan serangan untuk pasukan keamanan pada hari Rabu, SDF mengatakan akan meminta operasi kontra-ISIS dengan AS.
Para penasihat AS telah memberi tahu SDF bahwa mereka tidak akan membela mereka dari serangan Turki, meski pasukan SDF masih menjaga pangkalan militer AS.
SDF telah meminta pemerintah AS untuk menghentikan operasi Turki, menyerukannya untuk menjatuhkan sanksi agar memaksanya menghentikan serangan.
Gedung Putih menyiapkan sanksi untuk Turki pada hari Jumat, namun belum mengaktifkannya. Menteri Keuangan Steve Mnuchin mengatakan Trump prihatin tentang serangan militer Turki dan ingin menjelaskan bahwa sangat penting bagi Turki agar tidak ada satupun tahanan ISIS yang kabur.
Meski ada risiko ancaman ISIS akibat invasi Turki ke Suriah, AS mengatakan tidak akan campur tangan dalam pertempuran antara Turki dan Kurdi.
Namun kekhawatiran meningkat di kalangan pejabat AS bahwa ribuan milisi ISIS mungkin melarikan diri dari penjara di Suriah ketika personel Kurdi yang menjaga mereka, memusatkan perhatian pada perang dengan Turki.
Sumber:Tempo.co