PEKANBARU, ELITNEWS.COM,– Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Pekanbaru turun ke jalan, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Riau, Senin (1/9). Aksi damai ini diprakarsai oleh Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Pekanbaru bersama sejumlah organisasi mahasiswa lainnya.
Dengan semangat persatuan, massa aksi menyuarakan lima tuntutan penting, yakni:
1. Mendesak DPR RI segera membahas Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset.
2. Mendesak DPR RI mengevaluasi dan membuka transparansi tunjangan anggota dewan.
3. Menuntut reformasi Polri yang dimulai dari pencopotan Kapolri.
4. Membentuk tim investigasi independen untuk mengusut aparat represif dalam pengamanan aksi.
5. Mendesak kepolisian membebaskan Khariq Anhar tanpa syarat.
Aksi berlangsung tertib dan kondusif. Massa diterima langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Riau untuk menyerahkan naskah tuntutan.
Ketua Umum HMI MPO Cabang Pekanbaru, Givo Vrabora, mengapresiasi kedewasaan massa aksi.
“Aksi ini menunjukkan mahasiswa tetap konsisten mengawal isu nasional dengan cara damai, tertib, dan bermartabat. Inilah wajah sejati gerakan mahasiswa Riau, kritis sekaligus beradat,” tegasnya.
Koordinator lapangan, Muhammad Rifki, menambahkan bahwa aspirasi mahasiswa bukan sekadar kepentingan kelompok.
“Isu yang kami bawa adalah kepentingan bangsa. Dari Riau, kami menyerukan agar DPR RI dan pemerintah pusat serius menindaklanjuti tuntutan ini,” ujarnya.
Dalam orasinya, Givo juga menyinggung nilai budaya Riau sebagai modal sosial yang memperkuat gerakan mahasiswa.
“Masyarakat Riau dikenal sebagai masyarakat beradat. Hal itu tercermin dalam aksi hari ini yang berlangsung damai tanpa gesekan. Dengan sejarah, sumber daya, dan karakter budaya yang khas, Riau pantas mendapat status khusus dalam bingkai NKRI,” katanya.
Aksi ditutup dengan doa bersama di depan Gedung DPRD Riau, dipersembahkan untuk pahlawan demokrasi, termasuk Affan Kurniawan, driver ojek online yang meninggal tertabrak rantis polisi saat aksi sebelumnya. Doa tersebut menjadi simbol bahwa perjuangan mahasiswa selalu berlandaskan niat baik dan tanggung jawab moral.
Usai doa, massa membubarkan diri dengan tertib setelah menyerahkan tuntutan kepada pimpinan DPRD.****

